Tujuh Kelompok Yang Dinaungi Allah Di Hari Tiada Tempat Bernaung Kecuali Naungan Allah

Sabda Rasulullah Saw :
"Tujuh kelompok yang dinaungi Allah dimana tiada tempat bernaung kecuali naungan Allah yaitu :
Iman yang adil.
Pemuda yang tumbuh besar dengan banyak ibadah kepada Allah.
Seorang Yang hatinya selalu terikat pada masjid.
Dua teman yang selalu bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah.
Pria yang di ajak berzina oleh wanita bangsawan, berkedudukan dan indah parasnya ia berkata : "Sungguh aku takut kepada Allah.


Seorang yang bersedekah sedangkan tangan kirinya tidak mengentahui.
Seorang yang mengingat dan menyebut nama Allah mengalir airmatanya"
(Shahih Bukhari)


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Limpahan Puji Kehadirat Allah Maha Raja Yang Kekal dan Abadi, yang telah membangun istana-istana yang megah dan mewah yang kekal dan abadi untuk hamba-hamba yang beriman kepada Allah, anugerah yang melebihi segenab anugerah, dan Kasih Sayang-Nya yang melebihi segenab kasih sayang dilimparuahkan kepada hamba-Nya sepanjang waktu dan zaman, sepanjang keturunan nabi Adam alaihi shaalatu wassalam hingga Nabi terakhir Rahmatan Lil Alamin yaitu Sayyidina Muhammad Saw.

Kebangkitan Sang Nabi Saw 14 abad tahun yang silam membawa terbitnya matahari Al-quran dan Risalah. menuntun kepada kemuliaan, membuat jiwa yang kotor dan seluruh sifat yang hina menjadi jiwa yang suci dengan seluruh sifat yang luhur dituntun oleh Cahaya Terang-benderang yang diciptakan oleh Allah sebagai sirajan muniira(pelita yang terang-benderang).

Wahai Allah sungguh kami telah melihat banyaknya orang-orang yang dimuliakan oleh orang Islam, seorang yang shalat, seorang yang puasa dan zakat tapi hati mereka mencintai dan mengagungkan seseorang yang tidak pernah sujud dan menyebut nama Allah Swt, Wahai Allah benahi jiwa muslimin-muslimat untuk mencintai dan mengagungkan Sayyidina Muhamamd Saw.

Tujuh kelompok yang dinaungi oleh Allah di hari tiada naungan kecuali naugan Allah, tentunya masih banyak amal dan ibadah-ibadah yang mulia selain tujuh kelompok ini, ada hadist khusus tentang kemuliaan birrul walidain(berbakti kepada kedua orang tua) dan hadist khusus tentang kemuliaan lain-lain, akan tetapi di hadist ini ada satu khususiya yang Rasul Saw menyimpulkannya mejadi 7 kelompok, siapa mereka ?

Yang pertama Imam yang adil(pemimpin yang adil). Pemimpin yang adil adalah tugas dan beban yang sangat berat oleh sebab itu dijanjikan oleh Sang Nabi Saw ia berada didalam naungan Allah di hari tiada naungan kecuali naungan Allah Apa maksudnya ? Disaat matahari 1 jengkal diatas kepala kita di padang masyar, hanya ada orang-orang yang dinaungi oleh Allah , ia tidak terkena terang-benderang teriknya matahari, ia dalam kesejukkan. Siapa ? Diantara 7 kelompok itu

Kita lihat panutan yang utama dari semua panutan Sayyidina Muhammad Saw, Beliau Saw menghakimi dan mengadili pada tempatnya dan jelas, sebagaimana diriwayatkan ketika telah selesai kejadian perang uhud Rasul Saw membawa ghanimah(harta rampasan perang) untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang muhajirin dan muallaf, Muhajirin adalah orang yang berhijrah dari Kota Makkah ke Kota Madinah dengan meninggalkan harta, rumah dan perdagangan mereka demi mengikuti Rasul Saw dan muallaf adalah orang baru masuk islam, Maka ketika Rasul Saw membagikannya, dan orang-orang Anshor(penduduk asli Madinah) tidak diberi, ada diantara mereka yang menyeletuk "Kalau giliran bagian Jihad kita dipanggil, tapi jika giliran pembagian ghanimah kami tidak dipanggil" Sampai ketika kabar itu ke telinga Nabi Saw, maka nabi memanggil seluruh orang-orang kaum anshor berkata "Wahai kaum anshor, kuberikan harta keduniawian kepada muhajirin dan muallaf dan kuberikan diriku untuk kalian, mereka pulang dengan membawa harta namun kalian pulang dengan membawa aku. Apakah kalian puas ? " maka berteriak semua kaum anshor "cukup kami ridho dan senang ya Rasulullah dengan membawamu pulang ke kampung halaman kami".

Dan memang Rasul Saw itu pulangnya ke Madinah bukan ke Makkah atau ke tempat lainya, demikian cara beliau saw menangani kejadian tersebut, Tentunya Sang Nabi Saw bisa saja bicara dengan lugas dan tegas " Wahai kaum anshor, kalian bukan orang yang butuh, orang yang butuh adalah muhajirin dan muallaf, kalian mempunyai tanah, kalian punya harta, kalian punya perdagangan, kalian menguasai pasar, sedangkan mereka tidak ? " Pantasnya Rasul berkata seperti itu tapi Rasul saw tidak mau menyakiti perasaan mereka, namun menghibur kaum anshor dengan ucapan "Aku memberikan diriku untuk kalian". Demikian iman yang adil pada tempatnya, selalu berusaha didalam Tawassuth(dipertengahan, tidak condong pada salah satu) dan juga adil disini adalah selalu berusaha untuk menyenangkan jiwa mereka untuk menerima keadilan itu.

Demikian juga teman-teman ketika khalifaf-khalifah selanjutnya yaitu Sayyidina Umar bin Khattab radiyallahu anhu, didatangi seorang yang mengadukan pengaduannya "wahai amirul mukminin, tetanggaku mencuri dariku, aku minta dia untuk dihukum, " Dipanggil tetangganya "apa hukumannya ?" aku minta dia untuk dipotong tangannya wahai amirul mukminin karena dia mencuri hartaku. Maka Sayyidina Umar bin Khattab bertanya kepada sang pencuri "Kenapa engkau mencuri ?" lapar, ya amirul mukminin. Merah padam wajar Sayyidina Umar bin Khattab, seraya berkata "wahai engkau yang dicuri, engkau yang akan kuberi hukuman" yaitu hukum itaab(bisa denda atau dipenjara) Kenapa disini seorang yang dicuri dihukum ? "karena tetangganya lapar, dia tidak mengetahuinya...!!" Demikian teman Iman yang adil.

Dan disini kenapa Syari'ah Islamiyya menjalankan hukuman potong tangan, apakah islam itu kejam ? agar supaya ia malu dan malunya itu membuat orang lain tidak berani untuk mencuri dan kelihatannya hukuman itu terlalu kejam agar tidak ada orang yang berbuat itu, seandainya hukuman itu ringan tentunya akan banyak orang yang berbuat itu. Dan Hukum potong tangan juga tidak bisa diberlakukan terkecuali sudah ada Baitul Maal yang menjamin tidak ada lagi orang yang kelaparan, sebelumnya benahi dulu penyebab-penyebab yang membuat hal itu agar tidak terjadi.

Yang Kedua. adalah pemuda yang tumbuh besar dalam ibadah kepada Allah. yang masih muda ibadahnya, mulai dari usia muda sudah banyak ibadah sampai tua, siapa mereka ? diantaranya adalah kita, Karena Rasul Saw bersabda "Saat pertama kali risalahku bangkit, pemuda yang membantuku menegakkan risalah dan orang-orang tua meninggalkanku dan mendustakanku." Agama ini bangkit dengan kebangkitan pemuda, kemerdekaan negara indonesia didapatkan dengan para pemuda.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika salah seorang pemuda keluar dari tempat wudhu dengan terburuh-buruh untuk masuk kedalam barisan shof shalat, Salah seorang sahabat yaitu Abdullah Ibn Umar berkata "law ra aahu Rasulullah La ahabbahu ", pemuda seperti ini kalau Rasulullah melihatnya akan mencintainya, karena Rasul Saw saat itu sudah wafat, jika Rasulullah Saw melihat ini pasti beliau akan gembira dan mencintainya, karna Rasul itu menyukai pemuda yang menjalankan ibadah.

Yang Ketiga, adalah orang yang hatinya selalu terikat pada masjid yaitu Hatinya cinta masjid walaupun tidak selalu berada di masjid, ia menjadikan masjid adalah tempat untuk ia mendapatkan ketenangan dan kenikmatan, teman-teman sungguh sifat seperti ini sirna diantara muslimin khususnya kita para pemuda, kalau kita sedang datang gundah, kesedihan dan galau, para pemuda khususnya mencari tempat hiburan yaitu cafe, diskotik, restoran dan lain-lain barang kali, tapi kita tentunya coba untuk mencari ketenangan itu di masjid, Kau akan mendapatkan ketenangan jauh lebih dari pada tempat-tempat itu teman, jika ada yang berkata saya ingin mau cari ketenangan ni, Enak ni makan di pinggir jalan sambil menenangkan diri kita, Demi Allah kesejukan yang ada di masjid akan kau dapatkan lebih dari itu semua. Teman-teman ku sekalian masjid adalah Baitullah(rumah keridhoan Allah, istana keridoan Allah) Yang Mana setiap pintu- pintu masjid itu berdiri para malaikat yang mencatat mereka yang masuk ke dalamnya, jika kita masuk ke istana-istana negara pasti kan ada penjaganya, begitu juga masjid ada para malaikat yang menyaksikan mereka yang hadir di masjid dan berdoa :
Allahumma firlahum allahumma warhamhum” Wahai Allah ampuni dia, Wahai Allah sayangi dia.
Ketika kalian hendak duduk di masjid carilah ketenagan di masjid dengan mengikat hati kalian dengan masjid, makmurkan masjid niscaya engkau akan dinaungi Allah Swt disaat tiada naungan kecuali naungan Allah Swt.

Yang keempat adalah 2 orang yang berteman karena Allah adalah seorang yang berteman bukan karena bisnis, sekolah, tetangga tapi karena Allah, Maksudnya apa ? yaitu seorang yang bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah Contohnya : ketika kita sedang pergi mengaji, yang diantara kita pastinya mempunyai teman dipengajiannya yang ketika ia mengaji dia bertemu teman-temannya dan ketika pengajian itu selesai mereka pun berpisah, ini yang dimaksud bertemu yang diridhoi oleh Allah dan berpisah yang diridhoi oleh Allah.

Yang Kelima adalah pria yang diajak berzina oleh seorang wanita yang indah wajahnya dan mempunyai harta dan jabatan ia menjawab "inniy akhafullah"(sesungguhnya aku takut kepada Allah). Hadist ini Al-Imam Ibn Hajar Al-Asqalani di dalam bukunya yang berjudul Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan ini bukan khusus untuk pria saja tapi juga untuk wanita yang diajak berzina oleh seorang pria yang tampan wajahnya mempunyai harta dan jabatan, ia berkata "sesungguhnya aku takut kepada Allah, atau dengan bahasa masing-masing "sungguh aku takut dan risau kepada Allah " seorang yang menjawab ini kepada orang yang mengajaknya berzina, ucapan yang keluar dari dalam hatinya tidak dilupakan kalimat itu oleh Allah, bahkan Allah akan menaunginya di yaumal qiyamah di hari tiada naungan selain naungan Allah

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari Ketika seorang wanita tidak mempunyai kemampuan untuk menafkahi anak-anaknya sehingga ia terjebak kepada kebutuhan dan ia mengetuk pintu seorang penguasa kaya raya dan ia membuka pintunya "apa niat mu wahai wanita ? wanita itu berkata "aku butuh uang untuk anak-anak ku" maka orang kaya raya itu berkata "kalau kau butuh uang padaku maka boleh saja tapi aku mau berzina denganmu dan berkumpul denganmu, lalu kuberikan apa yang kau mau." wanita itu menolak dan pulang, sampai dirumah melihat anaknya yang lapar, minta kesana kemari tidak ada yang memberi dan akhirnya ia putus asa dan kembali kepada pria itu dan berkata "ya sudah kalau begitu aku pasrah" Pria itu berkata "aku akan bantu kau dengan lebih yang kau minta," Tapi ketika ia sudah didekati oleh pria itu, bergetarlah wanita ini denga gemetar yang dahsyat "Kenapa kamu ini" kata pria itu, wanita ini berkata "aku takut kepada Allah"

Ucapan itu menggetarkan jiwa sang pria kaya raya itu karena keluar dari hati yang penuh iman, kalau hati yang penuh iman kau berucap pasti menggetarkan haati orang lain, maka pria kaya raya itu berkata "kau ini sudah miskin, cobaanmu berat, sudah sulit hari-harimu, mau menjual dirimu tidak mau karena takut kepada Allah, sedangkan aku diberi kenikmatan yang banyak oleh Allah, mestinya aku lebih takut dan risau kepada Allah dari pada engkau. Sudah ini uang aku berikan kau pulang dan aku akan taubat pada Allah.

Dan dalam riwayat lainya di dalam kitab Al Qulub oleh Al Imam Al Ghazali, ketika seorang pria suka dengan seorang wanita , ingin dekat dekat dengannya dan lebih dari itu, di ikutilah kemana wanita ini pergi, sewaktu-waktu wanita ini pergi ketempat yang jauh(kalau zaman dahulu namanya kafilah) kalau sekarang pakai bus, atau kereta api, atau pesawat, atau kapal laut, ini denga kafilah(rombongan), wanita ini ikut, pria itu juga ikut, satu malam sepi, banyak orang sudah tidur, prempuan ini belum tidur, didekati olehnya, kenalan, mulailah hal yang lebih dari itu wanita itu berkata "sebentar- sebentar temanku sebelum kita teruskan kemauan kita, lihat dahulu apa semua orang sudah tidur. Pria sengan senangnya kesana-kemari "semuanya sudah tidur" wanita itu berkata "apakah ada yang melihat kita ?" tidak ada yang melihat kita, semuanya sudah tidur, wanita itu berkata "apakah Allah tidur ?" pria itu kaget dan ia berkata "Allah tidak tidur" lalu wanita itu berkata "apakah Allah tidak melihatmu ?" pria itu semakin terdesak dan ia menjawab "Allah melihat" lalu kau mau terus berbuat dan Allah melihatmu ?" Pria itu menanggis dan berkata "aku bertaubat kepada Allah Swt" Berapa minggu kemudian terdengar kabar oleh sang wanita bahwa pria itu wafat, ia bermimpi dalam tidurnya jumpa dengan pria itu di dalam kenikmatan. "Engkaukah pria yang jumpa dimalam itu ? hampir saja kita berbuat dosa dan tidak jadi." iya betul, kok sekarang kau begitu mulianya setelah kau wafat ? ia berkata "terimakasih wahai wanita yang sejak kau menegurku itu, aku bertaubat pada Allah dan Allah membimbingku pada kemuliaan." Demikian teman-teman indahnya taubat pada Allah dan demikian Allah menuntun hambanya yang bertaubat kepada kemuliaan

Yang Keenam adalah orang yang bershadaqah dengan sembunyi-sembunyi, kata Rasul Saw sampai tangan kanannya memberi dan tangan kirinya tidak tahu, maksudnya adalah ketika ia memberi itu sangat tersembunyi, bagaimana contohnya ? ketika seorang fuqara berdagang (orang miskin / orang susah berdagang) ini berapa harganya ? misalnya Rp 10.000 kita tahu itu pasarannya Rp 8.000 jika dia tawar 8.000 pasti di beri karena memang pasarannya Rp 8.000 misalkan dia tidak menawarnya langsung beli tampa menawarnya dengan tujuan shadaqah untuk si penjual dan yang disedekahi pun tidak tahu bahwa ia disedekahi, sang penjual tahunya ia orang yang tidak menawar langsung membeli, padahal sebenernya ia mau bershadaqah, hal seperti ini jangankan orang lain tahu, bahkan yang disedekahi pun tidak tahu ia sedang disesekahi. Orang seperti ini dinaungi oleh Allah Swt di hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah.

Yang Ketujuh adalah seorang yang mengingat Nama Allah, seorang yang menyebut nama Allah maka mengalir airmatanya, entah karena rindu, entah karena doa, entah karena harapan, haru, risau akan dosa, dan entah karena besarnya harapan ingin masuk surga, tapi ketika ia menyebut dan mengingat Nama Allah mengalir airmatanya. Ternyata tetesan airmata dari perasaan seperti ini dilihat oleh Yang Maha Melihat dan membuat ia di naungi oleh Allah di saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah Swt.

Demikian teman-teman blog ku pilihlah satu dari 7 golongan ini kita berada dalam golongan mana

dikutip : Ceramah Al Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar